Blog > Manajemen Bisnis > Terbaru! Penyesuaian Tarif Komisi 2025

Terbaru! Penyesuaian Tarif Komisi 2025

Lisa 11 Apr 2025 01:11


Tahun 2025 membuka lembaran baru dalam dunia perdagangan global. Gelombang perubahan tarif yang signifikan datang dari tiga negara: Thailand, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Dari penyesuaian komisi Lazada Thailand, kebijakan tarif baru dari Presiden Trump, hingga balasan tegas dari pemerintah Tiongkok semuanya berpotensi mengubah lanskap perdagangan internasional secara drastis.

Perubahan ini tidak hanya memengaruhi pemain besar, tetapi juga menyentuh bisnis kecil, seller e-commerce, hingga konsumen akhir. Yuk, kita kupas satu per satu, supaya Anda bisa lebih siap dan tidak tertinggal arus perubahan ini.

Kebijakan Baru Lazada Thailand

Lazada Thailand mengumumkan bahwa mulai 21 April 2025, akan ada kenaikan tarif komisi dasar untuk para penjual lintas batas. Tujuannya? Untuk mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang serta meningkatkan kualitas layanan platform bagi pembeli dan penjual.

Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi Lazada dalam menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan di tengah kompetisi ketat e-commerce regional.

Perbedaan Tarif Komisi untuk Penjual LazMall dan Non-LazMall

  • Kenaikan 3% untuk Penjual Non-LazMall

Penjual lintas batas non-LazMall akan mengalami kenaikan tarif komisi sebesar 3%. Artinya, margin keuntungan akan sedikit menyempit, terutama bagi penjual dengan volume transaksi tinggi namun profit tipis.

  • Kenaikan 4% untuk Penjual LazMall

Sedangkan bagi penjual yang terdaftar di LazMall, komisi dasar naik 4%. Kenaikan ini terbilang signifikan, mengingat LazMall biasanya terdiri dari brand besar dan terpercaya. Kebijakan ini berlaku khusus untuk Lazada Thailand dan mulai efektif pada 21 April 2025. Penjual lintas batas yang menjual ke pasar Thailand wajib memperhitungkan struktur biaya terbaru ini.

BACA JUGA: Aplikasi TikTok Terblokir di AS, Bagaimana dengan Indonesia?

Reaksi Pelaku Usaha E-Commerce di Thailand

Banyak seller menyuarakan kekhawatiran akan menurunnya daya saing, terutama dalam hal harga. Sebagian merasa langkah ini terlalu tiba-tiba dan berat, terutama bagi penjual kecil yang baru merintis. Namun di sisi lain, ada juga seller yang melihat peluang. Dengan peningkatan kualitas layanan dan seleksi seller yang lebih ketat, persaingan bisa jadi lebih adil. Yang kuat bertahan, yang asal-asalan tersingkir. Saran Strategi Adaptasi untuk Seller:

  • Optimalkan iklan berbayar agar tetap tampil di halaman teratas.

  • Lakukan bundling produk untuk meningkatkan nilai jual.

  • Fokus pada diferensiasi dan keunikan produk agar tidak hanya bersaing di harga.

Kebijakan Tarif Baru AS terhadap Produk Tiongkok

penyesuaian tarif komisi
Source: Freepik

Donald Trump kembali mengguncang dunia dengan pengumuman mengejutkan: tarif impor untuk produk dari Tiongkok dinaikkan menjadi 125%. Kabar ini langsung memicu reaksi di pasar keuangan, dengan indeks S&P 500 melonjak 7%. Tarif ini berlaku langsung tanpa proses transisi, sehingga banyak importir kelimpungan menghitung ulang biaya logistik dan distribusi. Sebagai langkah kompensasi, AS memberikan penangguhan tarif selama 90 hari dan pengurangan 10% tarif untuk 75 negara lain. Tujuannya, agar sekutu tidak merasa dirugikan dan tetap mendukung kebijakan ekonomi Trump. Langkah ini secara tak langsung menunjukkan kekuatan negosiasi Trump. Pasar merespons dengan sangat positif, terutama di sektor energi dan manufaktur lokal AS.

Tanggapan Tiongkok: Balasan Tarif Tambahan

penyesuaian tarif
Source: Freepik

Tak tinggal diam, Tiongkok langsung membalas lewat dua pengumuman resmi: No. 4 dan No. 5 Tahun 2025. Ini jadi bentuk balasan terhadap kebijakan sepihak dari AS. Mulai 10 April pukul 12:01, semua barang impor asal AS akan dikenai tarif tambahan sebesar 84% dari tarif yang berlaku sebelumnya. Kenaikan ini bisa memicu kenaikan harga produk Amerika di pasar Tiongkok. Ada satu celah yang masih bisa dimanfaatkan: produk yang sudah dikirim sebelum 10 April pukul 12:01 dan tiba antara 10 April dan 13 Mei tidak dikenai tarif tambahan. Ini jadi harapan kecil bagi eksportir AS.

BACA JUGA: Penggunaan Artificial Intelligence Dalam Bisnis

Implikasi Global dari Perang Tarif

Perang tarif ini memperpanas tensi antara dua kekuatan ekonomi dunia. Negara lain pun terkena imbas, terutama dalam bentuk gangguan rantai pasokan. Barang impor jadi lebih mahal. Pada akhirnya, konsumen lah yang akan membayar lebih, dan ini bisa memicu inflasi di berbagai negara. Negara berkembang perlu berhati-hati. Di satu sisi, bisa mengambil peluang sebagai pengganti pasokan dari Tiongkok atau AS, tapi di sisi lain juga rentan terkena efek domino dari ketidakstabilan ini.

Bagaimana Pelaku Bisnis Harus Menyikapi?

Jangan hanya bergantung pada satu negara pemasok. Bangun jaringan baru di wilayah seperti Asia Tenggara, Afrika, atau Eropa Timur. Bentuk aliansi bisnis regional bisa jadi solusi untuk bertahan menghadapi badai global. ASEAN, misalnya, punya potensi besar untuk saling menopang. Gunakan teknologi AI untuk prediksi permintaan dan optimasi logistik agar bisa tetap kompetitif meskipun biaya naik.

Tahun 2025 membawa angin perubahan yang tak bisa dihindari. Dari penyesuaian komisi Lazada, lonjakan tarif AS terhadap produk Tiongkok, hingga balasan agresif dari Tiongkok, semuanya memberi pelajaran penting bahwa dunia bisnis harus terus beradaptasi. Untuk para pelaku usaha, ini saatnya berpikir strategis, mengambil langkah-langkah cerdas, dan tidak takut untuk berubah. Karena di balik tantangan, selalu ada peluang yang menunggu.

Mau dapatkan informasi menarik lainnya? Kunjungi website BigSeller Indonesia dan dapatkan informasi menarik seputar strategi, tips hingga cara berbisnis online. Di sini, Anda juga dapat melihat apa saja fitur menarik dari BigSeller yang dapat menguntungkan para seller setiap harinya! Jadi, tunggu apalagi? Kelola toko online Anda dimana dan kapan saja dengan pakai BigSeller GRATIS dengan klik di sini!

Ingin Belajar Jualan Online?
Daftar BigSeller Sekarang, GRATIS! 👇